Mushaf Manuskrip Nusantara

SQ BlogInsya Allah, beberapa waktu ke depan postingan admin akan fokus pada kajian mushaf Al-Quran. Inisiatif ini untuk melengkapi kajian mushaf sebelumnya yang telah kami posting, diantaranya Mushaf Dunia Islam, Mushaf Terindah di Dunia, dan Mushaf Kontemporer. Kajian ini perlu untuk menambah wawasan dalam memahami dan melihat perkembangan mushaf dari kitab suci al-Quran yang digunakan dalam masyarakat. Dari analisa dapat diketahui sejauh mana tingkat kecintaan masyarakat terhadap mushaf yang tersebar.

Data ini tentu diperlukan untuk dapat mengoptimalkan penerbitan mushaf-mushaf selanjutnya.
Selain di atas, kajian mushaf yang identik dengan daerah masing-masing akan menambah nilai kekayaan budaya Islam dalam mencintai agamanya. Negeri tercinta kita misalnya, Indonesia memiliki khas tersendiri dalam menerbitkan mushaf al-Quran. Namun esensi dari semua mushaf tersebut tentu masih sama dalam kapasitasnya sebagai kitab suci yang tidak akan mengalami perubahan sampai hari kiamat kelak. Tidak seperti kenyakinan Syiah yang menganggap al-Quran sekarang tidak murni. Naudzu billah min dzalik. Oleh karena itu, pemahaman terhadap mushaf al-Quran dari masa ke masa juga dapat menjadi cara untuk memelihara kemurnian al-Quran.

Ok Sobat, Beberapa topik Mushaf al-Quran yang admin akan bahas ialah:

1. Mushaf Dunia Islam, topik ini telah admin posting, baca Disini
2. Mushaf Manuskrip Nusantara
3. Mushaf Litografi
4. Mushaf Tahun 1933-1983
5. Mushaf 1984-2003
6. Mushaf Kontemporer (2014-sekarang), topik ini telah admin posting, baca Disini
7. Mushaf Indah Kontemporer
8. Mushaf Terindah di Dunia, topik ini telah admin posting, baca Disini

Adapun pada kesempatan ini, admin hanya akan membahas Mushaf Manuskrip Nusantara. Beberpa topik lainnya Insya Allah akan menyusul. Yuk amati informasi mushaf Manuskrip Nusantara berikut.

Mushaf Al-Qur’an Nusantara disalin sesuai dengan ruang dan waktu tempat mushaf itu dibuat, atau dengan kata lain, sesuai dengan latar budaya dan kondisi zamannya. Lokallitas budaya tempat mushaf disalin merupakan faktor yang ikut menentukan dan mempengaruhi variasi bentuk, motif dan warna iluminasi, demikian pula gaya kaligrafinya, dalam taraf tertentu. Dalam hal kaligrafi, keunikan mushaf Nusantara tampak dalam karakter “kaligrafi floral” yaitu komposisi kaligrafi yang bermotif tetumbuhan. Kreativitas tulisan tersebut dituangkan khususnya pada kepala-kepala surah. Unsur kreativitas lokal itu, baik dalam iluminasi maupun kaligrafi, berkembang sangat leluasa dan berkarakter khas bahkan dalam bentuk zoomorphic seperti Macan Ali dan Buraq di Cirebon.[1]

Mushaf manuskrip Qur’ani yang terdapat di Nusantara sangat banyak dan tersebar, beberapa katalog telah menyebutkan mengenai keberadaan naskah manuskrip Al-Qur’an. Henri Chambert-loir dan Oman Faturahaman dalam Khazanah Naskah: panduan koleksi Naskah-naskah Indonesia Sedunia mencatat adanya sejumlah lembaga yang menyimpan al-Qur’an atau milik perorangan. Uaraian selengkapnya dapat dilihat pada table berikut:

NO MUSHAF ASPEK TEKS DAN VISUAL
1 Aceh Aspek Teks
(1) Rasm (2) Khat/Tulisan (3) Kertas
- - -
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
- Memiliki kelebihan dari gaya Illuminasi yang terdapat di bagian awal, tengah, dan akhir -
2 Yogyakarta Aspek Teks
(1) Rasm (2) Khat/Tulisan (3) Kertas
Imla'i Naskhi -
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
Abad ke-19 Setiap halaman beriluminasi nan indah -
3 Banten Aspek Teks
(1) Rasm (2) Khat/Tulisan (3) Kertas
Imla'i Naskhi Eropa
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
- - Ukuran
(30 x 19’5 cm) Tebalnya (5 cm)
4 Sumbawa Aspek Teks
(1) Rasm (2) Khat/Tulisan (3) Kertas
- - Eropa
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
Abad
Ke-18
Memiliki iluminasi yang cukup indah -
5 Bima La Nontogama Aspek Teks
(1) Rasm (2) Khat/Tulisam (3) Kertas
- - Eropa
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
Abad
Ke-18
- -
6 Bima
La Nino
Aspek Visual
(1) Rasm (2) Khat/Tulisan (3) Kertas
- - Eropa
Aspek Visual
(4) Periode (5) Iluminasi (6) Ukuran
Abad
Ke-18
- -

Selain mushaf manuskrip nusantara yang berada diatas, ada juga yang berada di Eropa diantaranya di Belanda menurut Katalog Voorhoeve,[2] tercatat ada 32 mushaf lengkap dan terdapat 41 jilid terpisah bagian-bagian teks a-Qur’an. Sedangkan di prancis, menurut katalog Deroche, terdapat 5 buah mushaf tersimpan di Bibliotheque Nationale.[3]

Di Indonesia, beberapa daerah yang memiliki peran penting dalam kesejarahan mushaf nusantara ialah:

a. Mushaf Manuskrip Aceh

Di Nusantara, penyalinan al-Qur’an diperkirakan dimulai dari Aceh sejak sekitar abad ke-13, ketika Pasai di pesisir ujung timur laut Sumatra menjadi kerajaan pertama di Nusantara yang memeluk Islam secara resmi melalui pengislaman sang raja, yaitu Sultan Malik al-Saleh. Al-Qur’an dari Aceh memiliki gaya khas, dan biasanya mudah diidentifikasi dengan jelas melalui pola dasar, motif hiasan, dan pewarnaannya.

b. Mushaf Manuskrip Yogyakarta

Salah satu Qur’an indah dari kesultanan Nusantara adalah “Kanjeng Kiai Qur’an”, pusaka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Naskah Qur’an ini sangat istimewa, karena setiap halaman beriluminasi nan indah. Iluminasi lebih istimewa terdapat di bagian awal, tengah dan akhir Qur’an. Kanjeng Kiai Qur’an pada awalnya adalah milik Kanjeng Gusti Raden Ayu Sekar Kedhaton, putri Sultan Hamengkubuwono II (1772-1828 M) yang diajari mengaji oleh gurunya, Haji Mahmud, seorang abdi dalem.

c. Mushaf Manuskrip Banten

Mushaf Pandeglang diperoleh dari kampung Maluku Labuan Pandeglang Banten. Kondisi mushaf tidak lengkap tetapi udah dikonservasi. Warna tinta teks ayat adalah hitam.[1]

d. Mushaf Manuskrip Lombok (Sumbawa & Bima) 

Terdapat lima buah mushaf Al-Qur’an di tangan keturunan keluarga Kesultanan Sumbawa di Sumbawa Besar. Semua mushaf dari Kerajaan Sumbawa menggunakan kertas Eropa. Mushaf tulisan tangan dari Kerajaan Bima ada dua buah, yaitu La Nontogama (Jalan Agama), saat ini dalam koleksi Museum Samparaja di Bima, dan La Lino (Yang Berkilau) yang saat ini dalam koleksi Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal, Jakarta. Kedua mushaf ini masih lengkap 30 juz, menggunakan kertas Eropa.

ENDNOTE


[1] Menyelami Keindahan Seni Mushaf Nusantara, (Banda Aceh: MAN VII Telkom Grouf), 2008
[2] Handlist of Arabic Manuscripts karya P. Voorhoeve adalah panduan bagi mereka yang akan mengakses manuskrip beraksara Arab yang kini (semasa Voorhoeve) tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden dan beberapa lembaga lainnya di Negeri Belanda.
[3] Bibliotheque Nationale adalah perpustakaan umum di Strasbourg , Perancis
[4] Asef Saefullah,  SUHUF Jurnal Kajian Al-Qur’an dan kebudyaan,hal. 96

Mushaf Manuskrip, Mushaf Aceh, Mushaf Banten, Mushaf Yogyakarta, Mushaf Lombok, Mushaf Bima, Mushaf Sumbawa

Labels:

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.