Mengenal Filsafat Plato

SQ BlogSalah seorang filsuf legendaris Yunani yang terkenal dengan teori Dunia Ideal, yaitu Plato. Uraian berikut disajikan dalam bentuk slide, selamat menyimak.
Filsafat bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari, namun mengajarkan kita untuk berpikir secara filosofis.
Baca dari Kiri ke Kanan,  selamat menghayati - Salam SQ BLOG
A. PLATO

…Suatu Kerinduan untuk kembali ke Alam Jiwa…

...eine Sehnsucht nach der eigentlichen Wohnung der Seele...(Jerman)
Sosok Plato photo Plato2.jpg
Plato (428-347) berusia dua puluh Sembilan tahun ketika Socrates minum racun cemara. Dia telah menjadi murid Socrates dan mengikuti pengadilan gurunyanya ketika itu dengan cermat.
Tindakan Plato yang pertama sebagai seorang filosof sepeninggal gurunya adalah menerbitkan karangan “Apologi”, yaitu suatu penjelasan tentang pembelaan gurunya, Socrates di hadapan juri.


a) Akademia Plato

Karya-karya Plato dapat kita jumpai sekarang berkat tindakannya mendirikan sekolah filsafat yang dinamai sesuai dengan nama pahlawan legendaris Yunani, Academus. Sekarang, dikenal dengan istilah Akademi.
Secara Subjek-subjek yang diajarkan di Akademi Plato adalah filsafat, matematika, dan olahraga. Peran diskusi  dianggap paling penting di Akademi ini ketika awal berdirinya. Maka, bukanlah kebetulan kalau tulisan-tulisan Plato mengambil bentuk dialog.
b) Proyek Utama Plato

Proyek utama Plato ialah memikirkan hubungan antara yang “kekal atau abadi” di satu pihak dan yang “berubah” dipihak lain.
Secara ringkas, para Sophis beranggapan bahwa persepsi mengenai apa yang benar atau yang salah beragam dari satu negara-kota ke Negara-kota lain dan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jadi, benar dan salah adalah sesuatu yang mengalir.
Pandangan Sophis tersebut sama sekali tidak diterima oleh Socrates. Dia percaya akan adanya aturan-aturan yang abadi dan mutlak tentang apa yang benar atau salah. Bagi Plato, kedua masalah ini sama. Dia berusaha untuk menangkap suatu “realitas” yang kekal dan abadi. Itulah proyek utama Filsafat Plato. Guys, gambaran umumnya dapat kita pahami setelah menganalisa beberapa uraian berikut:
  • Dunia Ide
Baik Empedoles maupun Demokritus telah menarik perhatian pada fakta bahwa meskipun di alam ini segala sesuatu “mengalir”, bagaimanapun pasti ada sesuatu yang tidak pernah berubah “4 unsur atau atom”. Plato setuju term ini tetapi dengan cara yang berbeda.
Plato percaya bahwa segala sesuatu yang nyata (materi) di alam ini “mengalir” sejalan perubahan waktu, namun segala sesuatu yang dibuat sesuai dengan “cetakan” atau “bentuk” yang tak kenal waktu adalah kekal dan abadi.
Oleh  karena itu, sesuatu yang kekal dan abadi menurut Plato, bukanlah bahan dasar benda-benda fisik sebagaimana yang dinyakini oleh Empedocles dan Demokritus. Melainkan, pola-pola-nyalah yang kekal dan abadi, yang bersifat spiritual dan abstrak yang darinya segala sesuatu diciptakan. Lebih lanjut, Plato menyimpulkan pola-pola tersebut sebagai bentuk-bentuk di balik segala sesuatu di sekeliling kita. Ia menyebut bentuk-bentuk ini dengan Ide. Di balik setiap kuda, ayam, ataupun manusia, ada kuda ideal, ayam ideal dan manusia ideal.
Plato sampai pada kesimpulan bahwa pasti ada realitas di balik dunia materi. Dia menyebut realitas ini “Dunia ide”. Di situ tersimpan pola-pola yang kekal dan abadi di balik berbagai fenomena yang kita temui di alam.
Pandangan Plato tersebut dapat menjawab soal yang diberikan kepada Sophie tentang:
1. Bagaimana tukang roti dapat membuat     50 buah kue yang persisi sama?
2. Mengapa semua kuda itu sama?  
  • Pengetahuan Sejati
Pada sisi lain, Plato memandang bahwa “manusia tidak pernah memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang selalu berubah. Kita hanya dapat mempunyai pengetahuan sejati tentang segala sesuatu yang dapat dipahami akal kita”.
Pada konteks ini, Plato membandingkan antara pengetahuan “akal” dengan “perkiraan atau perasaan”. Ia mengatakan akal itu kekal dan universal karena ia hanya mengungkapkan keadaan-keadaan yang kekal dan universal.
Konteks ini merupakan manifestasi lebih lanjut dari teori ide Plato. Sehingga, ia percaya bahwa semua fenomena alam itu hanyalah banyang-banyang dari bentuk atau ide yang kekal. Banyak manusia tidak memikirkan apa yang membentuk bayang-bayang. Mereka mengira hanya bayang-bayang itulah yang ada. Sehingga mereka tidak mengindahkan keabadian jiwa mereka sendiri.
Berdasarkan sejumlah uraian sebelumnya, akan memberikan jawaban soal Sophie Amundsend yang ketiga:
3. Apakah manusia mempunyai jiwa
    yang kekal?
  • Ilustrasi Penghuni Gua yang Gelap
Jika beberapa orang tinggal dalam sebuah goa dengan terikat dan hanya memandang dinding belakang goa. Di belakang mereka ada dinding yang disebelahnya terdapat api dan makhluk menyerupai manusia.
Maka, satu-satunya yang dapat dilihat orang-orang tersebut dalam gua adalah permainan bayang-bayang. Mereka telah berada dalam posisi ini sejak dilahirkan, maka mereka mengira hanya bayang-bayang itulah yang ada.  photo NiceOrang.jpg
c) Negara Filosofis

Plato juga memberikan gambaran tentang Negara ideal. Dia mendasarkan penjelasannya ini pada tubuh manusia dengan bagian jiwa yang terkait. Akal terletak di kepala, kehendak terletak di dada dan nafsu terletak di perut.
Berikut ilustrasi Plato mengenai hubungan antara ketiga bagian tubuh manusia dengan negara:
 photo NegaraPFilosofisPlato280.png
Perlu dicatat, Plato percaya kaum wanita bisa memerintah sama efektifnya dengan kaum pria karena para pemimpin dalam mengatur Negara berdasarkan akal mereka. Analisa ini menjawab soal Sophie yang terkahir tentang:
4. Apakah pria dan wanita sama-sama bijaksana?
B. GUBUK SANG MAYOR

Sophie menarik sebuah catatan dari suratnya yang ke-16 (pen.), bunyinya:

1. Mana yang lebih dulu, ayam atau ayam
    ide?
2. Apakah kita dilahirkan dengan ide-ide
    bawaan?
3. Apa perbedaan antara, tanaman,
    binatang dan manusia?
4. Mengapa jhujan turun?
5. Bagamana cara hidup yang baik?
Sophie ingat pelajaran Plato, maka ayam ide telah ada di dunia ide jauh sebelum ayam ada di dunia indra. Pada titik ini, membawa sophie pada soal selanjutnya, apa kita lahir dengan ide bawaan? Sophie tidak bisa memastikan karena tidak mungkin bayi yang baru lahir memiliki ide melainkan terlebih dahulu melihat objeknya.
Pertanyaan berikutnya, sophie memandang bahwa tanaman tidak mempunyai kehidupan emosianal. Juga, segala yang berlaku pada tanaman juga berlaku pada binatang dan manusia. Namun, kegiatan berpikir hanya ada pada manusia. Kemudian, mengapa turun hujan? Sophie tahu betul karena dia mempelajarinya di sekolah   Pertanyaan terakhir jelas berkaitan dengan cara dan tujuan hidup. Pastinya tidak melupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan. Lalu, sophie pun mengemukakan bahwa orang perlu menemukan jawaban bagi pertanyaan filosofis tertentu.
SEKIAN DULU MATERI FILSAFAT KITA, MOGA MANFAAT !!!
Sumber Wacana : Dunia Sophie Karya Jostein Gaarder

Silahkan Download:

PDF

POWER POINT

Plato, Dunia ide, Gubuk sang mayor, filsafat

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.