Definisi Hadis, Khabar, Naba’, Atsar, dan Sunnah

SQ Blog - Ulumul hadis memiliki banyak istilah-istilah dalam menyebut hal-hal yang berkaitan dengannya. Di antara istilah tersebut ialah hadis, khabar, naba, atsar, dan sunnah. Berikut ini uraiannya.

Hadis (الحـد يث)

Pengertian hadis secara harfiah berarti al-Jadîd (الجديد) atau baru, bentuk jama’ dari hadîts adalah ahâdîts, lawan katanya qiyâs.

Dalam terminologi Islam istilah hadîts berarti melaporkan/mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad SAW. Kata hadîts itu sendiri adalah bukan kata infinitif,[2] melainkan kata benda.[3] 

Namun seiring perjalanan, kata hadîts mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum.[4] Dari sini berkembang pengertian-pengertian istilah hadîts, diantaranya diartikan sebagai sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir maupun sifat. 

مَا اُضِيْفَ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَـلَّمَ مِنْ قَوْلٍ اَوْ فِعْـلٍ اَوْ تَقْـرِيْرٍ اَوْ صِفَـةٍ[5] 

Sebagian yang lain mendefinisikan hadîts sebagai sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat, keadaan ataupun himmah[6] Nabi SAW. 

Ada perbedaan pendapat dalam hukum himmah itu sendiri. Menurut Imam Syafi’i bahwa menjalankan himmah itu termasuk sunnah, tetapi Imam Syaukani mengatakan tidak termasuk sunnah karena belum dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. 

Contoh hadîts qauliy (perkataan): 

عَن ابْنِ عُمَرَ رَضِيَاللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (( صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى, فَإِذَا خَشِيَ اَحَدُكَمَ الصُبْحَ صَلَّى رًكْعَةً وَاحِدَةً, تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى )). متفق عليه[7]

Contoh hadîts fi’liy (perbuatan): 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّ الضُّحَى أَرْبَعًا, وَيَزِيْدُ مَا شَاء اللهً. رواه مسلم[8]

Contoh hadîts taqririy (ketetapan): 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : كًنَّا نُصَلِّى رَكُعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوْبِ الشَّمْسِ, وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرَلنَا, فَلَمْ يَأْمُرْنَا وَلَمْ يَنْهَينَا. رواه مسلم[9]

Khabar (الخـبر) 

Khabar menurut bahasa berarti an-Nabâ’ (النبــأ) atau berita,[10] bentuk jama’ dari khabar adalah akhbâr. Menurut istilah terdapat 3 pendapat, yaitu:[11] 
  1. Sinonim dari hadîts; memiliki arti sama dengan hadîts.
  2. Berbeda dengan hadîts. Hadîtsberasal dari Nabi SAW, sedangkan khabar berasal selain dari Nabi SAW.
  3. Lebih general dari hadîts. Hadîtsberasal dari Nabi SAW, sedangkan khabar adalah yang berasal dari Nabi SAW maupun dari selain Nabi SAW. 

Naba’ (النبــأ)

Menurut bahasa berarti berita. Menurut istilah An-naba’ sinonim dari al-khabar, artinya memiliki definisi yang sama dengan al-khabar. 

Atsar (الأثــر)

Menurut bahasa berarti بَقِيَةُ الشَيْئ yaitu “sisa” atau “jejak”.[12] Menurut istilah terdapat dua pendapat: 
  1. Sinonim dari hadîts, dengan kata lain memiliki memiliki pengertian yang sama dengan hadîts.
  2. Memiliki pengertiang yang berbeda dengan hadîts, yaitu berarti sesuatu yang disandarkan kepada para shahabat dan tabi’in, baik berupa perkataan maupun perbuatan. 
Imam Nawawi mengatakan bahwa para ahli hadîts menamakan Hadîts Marfû’ dan Hadîts Mauqûf sebagai atsar. 

Sunnah (السنــة)

Menurut bahasa sunnah berarti السِّيْرَةُ المُتْبَعَـةُ yaitu suatu perjalanan yang diikuti, baik itu dinilai sebagai perjalanan yang baik ataupun perjalanan yang buruk.[13] 

Menurut istilah ulama ahli hadîts, sunnah sinonim hadîts atau memiliki pengertian yang sama dengan istilah hadîts yang telah berkembang. Sebagian ‘Ulama’ yang mendefinisikan dengan ungkapan singkat : اَقْوَالُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَفْعَالُهُ وَاَحْوَالُهُ (“Segala perkataan Nabi SAW, perbuatan beliau dan segala tingkah laku beliau”).[14]

ENDNOTE

[1] Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ulumul Hadîs, hlm. 5.MengutipdariAjajal-Khathib, Ushûlal-Hadîts, hal. 33
[2] IbnManthûr,Lisân al-Arab, vol. 2, hal. 350; Kairo: Dar al-Hadith
[3] Abu al-Baqa’al-Kafawi, al-Kuliyât, hal. 370; Al-Risâlah Publishers. Frase terakhir oleh al-Qasimi dalam Qawâid al-Tahdith, hal. 61, Beirut: Dar al-Nafais
[4] Hadith, Encyclopedia of Islam
[5] Ath-Thahhân, TaysîrMusthalâh Al-Hadîts.., hlm. 15, Surabaya: Al-Haramain
[6] Himmah adalah hasrat Nabi SAW. yang belum terealisir, contohnya hadis riwayat Ibnu Abbas : “Dikala Rasûlullah SAW.berpuasa pada hari ‘Asura dan memerintahkan untuk dipuasai, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata, ‘Ya Rasulullah, bahwa hari ini adalah yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani’, Rasulullah menjawab, ‘Tahun yang akan datang, Insya Allah aku akan berpuasa pada tanggal sembilan’.” (HR Muslim dan Abu Dawud). tetapi Rasulullah tidak sempat merealisasikannya, disebabkan beliau telah wafat.
[7] Ibn Hajar al-‘Asqalâniy, Bulugh al-Maram, hal. 74,hadîts no. 390
[8] Ibid, hal. 78,hadîts no. 415
[9] Ibid, hal. 73,hadîts no. 385
[10] Ath-Thahhân, TaysîrMusthalâhal-Hadîts.., hlm. 15
[11] Ibid. hal 15
[12] Ibid.,hlm. 16
[13] Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ulumul Hadis, hlm. 5
[14] Ibid. hal. 5

Disusun Oleh: BadriMuh. Mumtas Nur Faqih, dan Nasruddin

Definisi Hadits, Khabar, Naba’, Atsar, dan Sunnah

Labels:

Posting Komentar

[blogger][facebook]

SQ Blog

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimSap9ccYY8FQp44yNvjVK6lRtOVpD-gpVKKWSk__oyc8ChkbooHIuh52uDXiZGchcOoPlIazgMEjOjQ5r0b-DftM48h8gDub2yWyKzDdH1VSYDrsmbf1qfYgl5hKaEuiAW8WAQeTmErDqcHjIm3C4GJKWRJv52o5uHAW10S2gOWj4o8nMsdahVxSo/s500/sq%20vlog%20official%20logo%20png%20full.png} SQ Blog - Wahana Ilmu dan Amal {facebook#https://web.facebook.com/quranhadisblog} {youtube#https://www.youtube.com/user/Zulhas1}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.